Tak Pandai Aku Bersajak

Rabu, 08 Juni 2016

Tak pandai kubersajak
Mengindahkan kata agar kaucinta
Mencuri simpati dari sastra

Tak pandai kubersajak
Mengungkap hati nan iba
Menyibak belas kasihmu tiba

Tak pandai kubersajak
Menuliskan rasa dalam bahasa
Menoreh kagum itu asa

Tak pandai kubersajak
Sajakku tak pandai menyelam
Menyapa rasa yang kaubuat,
Dalam... Dalam... Dalam...

Kapankah sajakku bersalam
Pada engkau, sang indah di dalam
Karna, sungguh
Tak pandai aku bersajak

Jiwaku

Senin, 25 April 2016

Jiwaku tetap milikku
Saat sumpah mengubahku menjadi batu
Atau kudatang seperti abu
Tubuhku berbulu, bahkan membeku

Kusaksikan tubuhku terus berganti
Tak pasti

Ruh ini bolak-balik dalam waktu
Dan aku tetap menjadi aku
Berkali-kali akan selalu begitu
Sampai bosan membunuhku
Bukan jiwaku

#nbcpalembang #aprilnulis #reinkarnasi

Akhiri...

Jumat, 15 April 2016

Hayut kumenanti
Mencari pelataran tak kudapati
Terombang-ambing tenaga dihabisi
Hingga tak berdaya tersandar mati

Aku menatap mentari
Yang engan menghangati diri
Atau tak tahu aku masih di sini

Selamatkan aku,
Atas rinai kepedihan ini
Raih jemari hati
Hingga remuk tak jadi menguasai

Akhiri...
Akhiri...
Karena keluh telah bosan meratai bibir ini
Beku merambah habisi hati
Suara jangan didengar lagi
Hanyal bualan busuk mempengaruhi
Tak puas karena aku masih berdiri
Di sini...

Penyekapan Berencana

Senin, 11 April 2016

"Lepaskan aku! Siapa kamu? Apa salahku?!"
Teriak Rima dengan amarah ketika mendapati tubuhnya telah terikat kencang di kursi. Dan seorang lelaki tinggi bertubuh tegap dengan topeng hitam menatapnya.
"Cepat lepaskan aku!" teriak Rima lagi sambil berusaha menggerakkan tubuh sekuat tenaga.
Lelaki itu hanya diam dan meninggalkannya.

Tak lama, Rima langsung bergegas mencari cara untuk melepaskan diri. Ia menatap sekeliling. Tak sia-sia. Ia mendapati sebuah ujung kayu yang terlihat sedikit tajam.
"Gubrak!"
Ia jatuhkan saja tubuhnya tanpa ragu ke sisi kiri. Agar bisa perlahan mengesot dan menggapai kayu itu. Rasa sakit tak begitu ia rasakan. Cepat ia gesekkan tali yang terikat di tangannya dengan kayu itu. Sambil terus menatap pintu. Berdoa agar Tuhan menyelamatkannya. Dengan penuh ketakutan. Ia terus menggesekkan tali itu. Hingga... terlepas.
Bergegas ia melepaskan tali di kakinya. Dan berlari menuju pintu keluar dengan pelan. Mengintip. Dan...
"Cut!"
Seseorang berteriak kencang dari sisi kanan. Saat ia menoleh. Ada lelaki bertopeng dan beberapa orang di situ. Tak lama ada cahaya sangat terang dan Rima pingsan.
*
Dua hari kemudian...

Sekilas berita...
"Lelaki berinisial P telah ditangkap oleh Pihak Kepolisian dengan tertangkap tangan. Menahan 20orang. Diantaranya satu wanita mengandung, anak-anak, remaja, wanita dan pria dewasa, dan usia lanjut. P dan para karyawannya selama ini melakukan uji coba dengan berbagai hal tragis. Mulai dari penculikan, pemerkosaan, hingga pembunuhan. Sejauh ini diketahui telah ada satu korban meninggal dunia. Dan yang lainnya luka-luka.
" Menciptakan film dengan begitu natural. Itu impian kami. Jadi saya tidak menyesal karena menciptakan maha karya yang akan membuat kalian menyaksikan keistimewaan dan keasliannya, tanpa kebohongan atau dibuat-buat dari para aktor dalam film kami."
Begitulah jawaban P saat sejenak sebelum di bawa ke dalam sel."

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS