Terduduk rapat pada keabuan
Sunyi mengekang
Sudah biasa
Kaku seketika menyelimuti jiwa
Mencoba menutup mata
Demi pengurangan takut yang mendera
Miskin cahaya
Terdengar biasa saja
Namun, mencekam bagiku
Bertingkah semau tak akan jadi pilihan
Karena kesempatan saja meninggalkan
Diam menjadi pilihan
Kala kata malah menjadi kejam
Memapah hati yang teringas
Pada gelap yang makin indah
Gerah!
Berayuhku pada kesepian
Menemani diri yang semakin memperihatinkan
Memalukan!
Hingga tawa ejek menjadi sarapan
Bahkan teman setiap jam
Indah...
Kapan datang?
Menggapai tanganku dengan tulus
Tak membiarkan nyawaku
Terenggut deras kematian
Atas dasar keinginan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Makanya si Indah di telpon dulu biar dateng :))
BalasHapusveronika yg angkat kak :")
BalasHapusindah... dimana kah engkau berada... la..la..la
BalasHapusIndahnya lg gak ol mbak jdi lum baca pstingannya hehe.., salam.
BalasHapusAngga : Dinda itu Ju :))
BalasHapusBoku no Blog : Hehe iya nih.. harusnya di miscall dulu tadi :))