"Mau aja ngantri panjang cuma buat beli makanan. Sudah kita yang bayar. Nunggu lama. Antri lagi. Bikin repot. Dan gak sama kayak namanya 'cepat saji'. Gak cepat saji di meja kita." Omel Agri yang sedang duduk santai di meja makan sebelah kiri antrian di restoran cepat saji. Tepatnya yang akan Ia santap.
"Karena mereka suka." Balas Intan datar.
"Suka? Atau butuh?"
"Mungkin keduanya."
"Apa bisa kusamakan dengan kisah cinta kita?"
"Maksudmu?"
"Rela menunggu karena suka dan butuh. Atau hanya suka. Dan bisa jadi butuh saja."
Intan memilih diam. Dan mengabaikan pertanyaan Agri.
"Kamu suka? Atau butuh?" Tanya Agri lagi.
"Bodoh. Berhentilah bertanya."
"Kamu tahu?"
"Apa?"
"Aku mencintaimu. Bukan karena aku suka dan butuh. Namun, karena aku mencintaimu. Menunggumu menjadi masa depanku. Meraihmu agar menjadi pendamping hidupku. Bukan hanya dalam harap dan doaku saja. Dan bukan sekedar suka atau butuh. Dan bukan hanya untuk dua tahun ini." Jelas Agri sambil menatap tajam pada mata indah kekasih yang Ia cintai.
"Itu hak kamu." Jawab Intan dengan bibir yang sedikit melengkung ke atas.
"Lantas. Bagaimana kamu?"
"Aku suka. Dan butuh. Jika aku tak lagi menyukaimu. Maka aku tak akan lagi membutuhkanmu, Agri."
"Jadi..."
Belum sempat mereka menyelesaikan perbincangan...
"Chicken Fillet -nya, istriku." Argi menyerahkan makanan favorit istrinya. Yang setahun ini menemani hidupnya.
"Setelah setahun ini kalian tidak bertemu. Sepertinya kamu dan saudara kembarku terlibat dalam pembicaraan yang mengasikkan sayang."
"Hanya pembicaraan biasa. Tentang kisah cinta Intan, Argi."
"Karena mereka suka." Balas Intan datar.
"Suka? Atau butuh?"
"Mungkin keduanya."
"Apa bisa kusamakan dengan kisah cinta kita?"
"Maksudmu?"
"Rela menunggu karena suka dan butuh. Atau hanya suka. Dan bisa jadi butuh saja."
Intan memilih diam. Dan mengabaikan pertanyaan Agri.
"Kamu suka? Atau butuh?" Tanya Agri lagi.
"Bodoh. Berhentilah bertanya."
"Kamu tahu?"
"Apa?"
"Aku mencintaimu. Bukan karena aku suka dan butuh. Namun, karena aku mencintaimu. Menunggumu menjadi masa depanku. Meraihmu agar menjadi pendamping hidupku. Bukan hanya dalam harap dan doaku saja. Dan bukan sekedar suka atau butuh. Dan bukan hanya untuk dua tahun ini." Jelas Agri sambil menatap tajam pada mata indah kekasih yang Ia cintai.
"Itu hak kamu." Jawab Intan dengan bibir yang sedikit melengkung ke atas.
"Lantas. Bagaimana kamu?"
"Aku suka. Dan butuh. Jika aku tak lagi menyukaimu. Maka aku tak akan lagi membutuhkanmu, Agri."
"Jadi..."
Belum sempat mereka menyelesaikan perbincangan...
"Chicken Fillet -nya, istriku." Argi menyerahkan makanan favorit istrinya. Yang setahun ini menemani hidupnya.
"Setelah setahun ini kalian tidak bertemu. Sepertinya kamu dan saudara kembarku terlibat dalam pembicaraan yang mengasikkan sayang."
"Hanya pembicaraan biasa. Tentang kisah cinta Intan, Argi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar