Cerita kasih pada Muhammadku

Kamis, 24 Januari 2013

Cinta itu katanya berawal dari perkenalan. Berlanjut pada obrolan ringan dan memahami saling kepribadian.
Katanya kasih berjalan lurus dengan pertemuan rasa yang seimbang. Menyetarakan komunikasi. Agar perasaan tetap utuh dan tak teringkari.
Menghabiskan waktu dalam cengkrama dan kata-kata sederhana, atau sekedar berdendang melantunkan lagu berirama cinta dari dasar hati. Mampu mengkokohkan rasa yang begitu berarti.
Cinta tak terbalas. Diibaratkan luka mendalam yang menyesakkan jiwa. Membawa pada air mata dan kesepian. Menenggelamkan pada patah yang tak terlihat. Lantas, hidup menjadi enggan.
Semua makna itu. Tergambar jelas. Pada cinta atas nama dunia.
Karena sejatinya, seorang pemuda tak menyimbolkan semua itu. Pemuda sorotan dunia. Manusia penuh cinta dan ketulusan. Kukuh menjadi hidup bagi manusia masa membuka mata. Lelaki kecintaan kalangan pemuja Ilahi. Harum namanya mengalahkan RA. Kartini bagi insan wanita.
Muhammad.saw bukan sekedar nama. Namun ukiran hati dengan darah kesucian yang melingkar nyata pada setiap umatnya.
Jika ditanya, seberapa besar cintanya? Apakah cintanya tak bermateri? Mungkinkah cintanya tak terbalas? Semua tergambar jelas pada mata setiap nyawa yang masih mampu bernafas. Karena dalam setiap nafas itu adakah terbisik nama sederhana. Yang dengan menjalani waktu akan terkubur oleh perangai manusia dusta.
Wahai Muhammad, pemuda yang kucinta. Sejatinya, namamu bukan hanya kulafaskan dalam temuku pada Rabb. Namun ikut dalam setiap gerakan langkahku. Helaan nafasku. Dan kerdipan.mataku menatap dunia fana ini. Walau khilafku, seringkali membutakan aku. Akan tingkahmu yang begitu mementingkan aku hingga akhir hayatmu. Maaf tercurah kala aku membuka kelopak mata hati, akan kekuranganku yang sering meluangkan waktu lebih pada lelaki haramku. Dan telah menyita waktu kasihmu bersamaku.
Maafkan aku. Muhammadku.
Palembang, 12 Rabiul Awal 1434H
Arlia Rizky Pratiwi

2 komentar:

  1. "Maaf tercurah kala aku membuka kelopak mata hati, akan kekuranganku yang sering meluangkan waktu lebih pada lelaki haramku."

    uni suka banget kalimat yg ini, ng-Jleb, nyampe ka hati... bagus dear :D

    BalasHapus

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS