"Ah. Males. Gak ada hadiahnya. Di mana-mana, kalo pertanyaan gak ada hadiahnya atau gak ngena banget di hati. Itu bikin males buat ngejawabnya."
Melamun dan merenung itu beda gak?
Kamis, 28 Februari 2013
"Ah. Males. Gak ada hadiahnya. Di mana-mana, kalo pertanyaan gak ada hadiahnya atau gak ngena banget di hati. Itu bikin males buat ngejawabnya."
Sabtu, 23 Februari 2013
"Aku suka banget."
"Apa?"
"Dongeng 1001 malam."
"Kuno."
"Enggak. Apalagi kisah Aladin dan Yasmin."
"Biasa aja."
"Kamu tau kisahnya kan?"
"Tau, tapi gak sepenuhnya."
"Aladin seorang lelaki yang beruntung. Ia mendapatkan lampu ajaib yang berisikan jin baik hati. Yang mampu mengabulkan semua keinginannya. Hingga akhirnya, ia mampu menikahi Yasmin seorang putri kerajaan. So sweet banget."
"Biasa aja."
"Aku mau kamu jadi Aladin dan aku jadi Yasmin."
"Maaf. Aku gak mau."
"Kamu harus jadi Aladin dan aku Yasmin."
"Maaf. Tapi aku gak mau."
Seketika Ia berdiri dan mendekati tubuhku. Dengan mimik muka yang sangat tidak bersahabat. Ia meraih tanganku.
"Jangan membuat aku melakukan tindakan yang tidak seharusnya kulakukan pada orang yang kucintai. Kamu tau kan aku sangat mencintaimu? Aku rela melakukan semua. Demi kamu Gean!"
"Maaf."
"Aku sayang banget sama kamu Aladinku."
"Kamu berlebihan. Biarkan hubungan ini hanya antara kita saja. Jangan membawa keluargaku."
"Keluargamu berarti keluargaku. Semua tinggal menunggu waktu."
"Kita sama. Maka aku tak bisa."
"Waktu pasti akan mengizinkan. Yakinlah. Kamu lelakiku. Selamanya."
Aku memilih diam. Karena aku tak mampu mengorbankan keluargaku.
Seandainya kamu wanita. Semua takkan sesulit ini Indra. Maaf.
Kamis, 21 Februari 2013
Minggu, 10 Februari 2013
Waktu berjalan terasa begitu cepat. Kemarin, tepatnya hari Minggu tanggal 10 februari 2013 kami melaksanakan gathring NBC Unsri yang kelima. Gathring yang biasa dilaksanakan sebulan sekali ini, ternyata sudah berjalan selama 5bulan. Artinya, kami sudah mulai saling mengenal sejak kurang lebih 6 bulan lalu. Dan semoga saja, seiring berjalannya waktu. Kami bukan hanya sekedar bertemu sapa setiap bulannya, namun lebih kepada saling belajar dan berusaha bermanfaat bagi komunitas ini.
Di gathring yang kelima ini, termasuk yang paling berkesan sepanjang perjalanan NBC Unsri yang aku ikuti. Pertama, karena anggota yang datang kurang lebih 40orang. Wah! Ini keren. Alasannya, saat gath tadi aku sempat ngobrol sama si Pak Koordinator Tua Rentanya NBC Unsri, yaitu Rido Arbain. NBC Unsri sejauh ini sudah beranggotakan sekitar 60orang. Yang lebih aktif di blog dan perlombaan. Namun, yang hadir biasanya tidak lebih dari 30orang. Dan di gathring kali ini kita kedatangan tamu undangan dari Kakak NBC Palembang, yaitu Kak Desi, dari Blogger Unsri itu Kak Alvin, dan dari InkStudios yaitu Kak Hadi. Kedua, di pertemuan kali ini, kita ngadain kuis atau belajar KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bareng. Dengan cara yang menarik, sesuai konsep dari Kak Rido Arbain selaku Koordinator dan Kak Bimo Rafandha selaku pelaksana event. Belajar bareng yang mengasikkan! Ketiga, seperti biasa kita berbagi informasi mengenai penulisan dan perlombaan. Keempat, informasi prestasi. Yang dalam hal ini, prestasi-prestasi yang didapatkan oleh para anggota. Tujuannya biar yang lain pada semangat buat lebih berkarya. Kelima, bahas tentang seputar tips-tips menulis atau perlombaan. Keenam, kita bahas buat next gathring. Dan terakhir, kita bagi-bagi kaos kebesaran NBC Unsri. Terutama buat yang sudah Pre-Order sebulan yang lalu. Jadi, buat temen-temen yang mau Pre-Order II silahkan hubungi aku, atau admin NBC Unsri yah?
Mau tau lebih banyak tentang NBC Unsri? Silahkan follow twitter @NBCUnsri dan akan begitu banyak hal yang dapat kita bagi bersama dalam hal kepenulisan.
“There is no friend as loyal as a
book.”
– Ernest Hemingway
Jumat, 08 Februari 2013
Hai Sahabat. Waktu-waktu gini, emang paling asik buat bermesraan bareng Kamu yah? Menghabiskan waktu buat cerita sana-sini, walau Kamu udah pasti tau semua. Bahkan lebih tahu. Sebenarnya, aku tipikal orang yang suka banget curhat. Tapi, aku termasuk orang yang mudah banget kecewa kalo curhatanku malah jadi bahan guyonan, celaan atau sekedar berbagi ke manusia lain. Jadi, tetep aja semuanya kembali ke Kamu. Sang Pecinta dari segala cinta. Sang Pendengar terbaik tiada tandingan. Sahabat Curhat yang Paling Luar Biasa. Sang Rahman yang mengasihiku tanpa batas dan selalu dengan ketulusan. Kekasih yang tiada tandingannya. Mampu menemani tawaku, menyeka air mataku, dan memelukku hangat kala tubuhku jatuh karena lelah memikul hari yang semakin tebal akan dosa.
Airmata yang menetes untuk dunia, terasa begitu banyak keluar begitu saja. Berbanding jauh dengan air mata yang harus aku keluarkan atas kesetiaan-Mu. Rasa cinta pada manusia yang mengisi hari-hari dalam kehidupanku, terutama pada lelaki haram yang belum menjadi muhrimku, mudah saja kuizinkan mengalir ke permukaan. Yang membuatku sangat malu pada-Mu. Karena seringkali menandingi cintaku pada-Mu. Khilaf jelas alasan terlebihku kala melakukan sebuah kesalahan yang tak ingin kuakui. Mengatasnamakan ketidaksengajaan, kala selesai melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Menjadi pribadi munafik yang sesungguhnya terlihat begitu baik. Aku hanya manusia biasa yang terseret pada lumbung indahnya dunia. Menyeruakkan aku ke permukaan bahagia dunia. Sehingga, aku sering terlupa. Bahwa dunia, sebuah ajang pembuktian cinta-Mu padaku.
Aku wanita yang lemah dan begitu rapuh. Aku tertatih menyambut hari esok yang terus menyeretku pada kegemerlapan dunia. Aku terseok tak dapat berdiri menghadapi aku yang sudah begitu gelap dan tak layak memanggil-Mu Cinta. Hari begitu cepat berlalu, kala aku melupakan-Mu. Begitu cepat berlari, kala aku menyakiti saudaraku. Begitu habis memotong sisa umurku, kala aku menghabiskannya dengan memikirkan lelaki yang bukan muhrimku. Sesungguhnya, kata maaf begitu kikir aku ucapkan. Begitu sombongnya aku dengan gaun duniaku, yang mengesampingkan pakaian yang Engkau suka. Maha Suci Engkau yang Mencintai Keindahan. Engkau yang memujiku indah kala aku menjaga semua karena cintaku pada-Mu. Namun, kini aku melupakannya karena rasa sombongku dan keegoisanku. Sadar, seakan sebuah cambuk yang menjalar keras menghepas tubuhku. Membanjiriku dengan air mata kemunafikanku. Menenggelamkan aku pada air mata saudara-saudara yang terusku sakiti. Wahai Engkau Maha Pecinta, aku mencintai-Mu. Walau sesungguhnya tak pantasku mengucapkan itu. Aku hanya seonggok sampah yang berusaha membersihkan semua walau tak akan pernah bisa. Cinta-Mu sungguh indah tiada dua. Namun, maafkan aku yang sering menduakan bahkan lebih atas cinta-Mu.
Kala kumenatap kaca. Memperhatikan tiap celah pada tubuhku. Rasa malu mengguncangku. Ketidaksempurnaan saja mampu membuatku begitu angkuh pada-Mu. Membuatku begitu jauh dari-Mu. Membiarkan-Mu terus melihat kelakuan tak pantasku.
Maafkan aku. Maafkan aku atas segala kejahilan hidupku.
Aku yang sering mengatasnamakan-Mu demi janji dan tanggungjawabku. Aku yang sering mengibuli-Mu dengan segala tingkahku yang seakan demi-Mu. Aku yang berlagak pahlawan dan mengetahui kebenaran, padahal demi pencitraan dan terlihat begitu hebat dihadapan khalayak yang sama sekali tak mengenalku. Mengizinkan para saudaraku terus melupakan-Mu dan terus berlagak mencintai-Mu. Sesungguhnya aku manusia sangat kotor dibandingkan manusia kotor lain ya.
Ya Rabb, penguasa hati. Engkau menjamah hatiku kini. Hingga aku menulis surat cinta ini pada-Mu. Sebuah surat cinta dari manusia tak berguna yang masih Engkau terus percaya dan beri kesempatan. Terimakasih atas kepercayaan-Mu. Izin-Mu karena aku bisa kembali meneteskan airmata karena-Mu. Masih mampu menjalani waktu lebih baik dibanding lalu. Memberi posisi lengkap dihadapan dunia fana ini. Saat ini seakan begitu membasuh jiwaku. Menyegarkan pemikiranku. Dan menyejukkan hatiku. Sesungguhnya, kebaikan-Mu sebaik-baik kebaikan.
Engkau telah memberikan keluarga yang begitu berarti bagiku, walau seringkali kumengeluh karena ini. Memberi saudara-saudara peneman hariku, walau seringkali tengkar mengisi lebih banyak. Menghadirkan sosok sahabat dan teman yang menyokong hariku lebih indah. Walau seringkali hujat dan amarah membuat kami terlihat begitu bodoh. Sesungguhnya, nikmat-Mu yang mana lagi yang aku dustakan? Nikmat-Mu Luar Biasa, dan akulah manusia yang amat jarang bersyukur pada-Mu atas segala nikmat itu.
Semoga mata ini, tetap menatap pada hal-hal yang Engkau sukai. Semoga tangan dan kaki ini, selalu meraih dan melangkah hal-hal baik yang Engkau kasihi. Semoga telinga ini, mendengar sesuatu yang juga selalu ingin Engkau dengar. Semoga lidah dan setiap kata ini. Seringkali menyebut nama-Mu dibandingkan mencemooh saudara-saudaraku. Semoga diri ini, tetap terjaga dan menjaga amanat-Mu dan Semoga hati ini, tetap terjaga untuk-Mu.
Amin Ya Rabb.
Sesungguhnya, semua inginku curahkan pada-Mu dilain waktu. Asalkan, masih pantasku melakukan itu. Karena dosaku yang teramat menggunung pada hidupku.
#Sebenarnya hati ini cinta kepada-Mu
Sebenarnya diri ini rindu kepada-Mu
Tapi aku tidak mengerti
Mengapa cinta masih tak hadir
Tapi aku tidak mengerti
Mengapa rindu belum berbunga
Sesungguhnya walau kukutip
Semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau kusiram
Dengan air hujan dari tujuh langit-Mu
Namun cinta takkan hadir
Namun rindu takkan ber bunga
Kucuba menghulurkan
Sebuah hadiah kepada-Mu
Tapi mungkin kerana isinya
Tidak sempurna tiada seri
Kucuba menyiramnya
Agar tumbuh dan berbunga
Tapi mungkin kerana airnya
Tidak sesegar telaga kauthar
Sesungguhnya walau kukutip
Semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau kusiram
Dengan air hujan dari tujuh langit-Mu
Namun cinta takkan hadir
Namun rindu takakan berbunga
Jika tidak mengharap rahmat-Mu
Jika tidak menagih simpati
Pada-Mu ya Allah
Tuhan hadiahkanlah kasih-Mu kepadaku
Tuhan kurniakanlah rinduku kepada-Mu
Moga kutahu
Syukurku hanyalah milik-Mu
(RAIHAN-SESUNGGUHNYA)
Jelas sekali!
Menjamah diri yang semakin tertatih
Tak sadarku bahwa relung hati
Perih tak berhenti
Kala tahu, waktu telah mengakhiri
Satu waktu engkau datang dan merintih
Membuka mataku engkau masih berarti
Mencoba selami semua walau luka belum terobati
Detik kembali membawaku menepi
Pada jurang penyesalan diri
Genggamanmu kembali berotasi
Pada sosok yang engkau jamahi
Merebut posisiku yang kini tak berarti
Semua menggerogoti hariku, benci.
Teriak yang menghabiskan nafas pantas kuhabisi
Walau hadirmu tak akan lagi di sisi
Melayangku pada hari lari
Menyadarkan arti harga diri
Mengangguk pada waktu nanti
Menata hati terjaga jati
Kisah ini akan jauh berarti
Tanpa engkau di sisi
Jelas sekali!
Rabu, 06 Februari 2013
"Kemana sih? Males ah!" Ogi menjawab enggan.
"Payah! Ayolah. Dari pada baca buku novel yang udah gak cocok sama muka dan umur lo ini. Ya mending ikut gue." Indi kembali berusaha.
"Sialan. Kalo hobi mah lo gak bisa ngelarang dong. Suka-suka. Emang mau kemana sih?" Kini Orgi yang penasaran.
"Magic! Cepet!" Indi tak lagi menunggu. Ia dengan cepat menarik lengan Orgi dan mengajaknya ke dalam mobil.
"Magic apaan? Lo ngajak gue ke acara sulap? Ogah ah! Gue gak suka. Itukan cuma acara yang nipu penonton."
"Eh. Nipu apanya? Mereka melakukan itu juga dengan skill, usaha dan kerjakeras. Buktinya magic tetap menjadi tontonan menarik bagi kalangan orang banyak."
"Yah kan tadi gue bilang karena gue gak suka."
"Lo gak suka, bukan berarti lo diperbolehkan mencela. Iya kan?"
"Iya iya. Jadi ini beneran ke acara sulap?"
"Lihat aja nanti!" Jawab Indi penuh misteri.
Sekitar setengah jam kemudian, mereka tiba di sebuah ruko yang berhalaman luas. Namun, halaman tersebut ditutupi dengan seng-seng yang biasa dipasang di atap rumah.
"Acaranya di gedung ini? Soalnya si Andre mau nyusul nih. Kan dia suka banget sama sulap. Seharusnya lo ngajak dia tadi. Bukan gue." Orgi kembali mengomel.
"Hah? Serius lo ngajak Andre ke sini? Ngapain sih?"
"Yah. Kan Andre suka banget sulap."
"Suka sulap ya suka sulap. Tapi ngapain di ajak?"
"Ih! Lo temen yang gak baik yah? Tau temen suka gak di ajak. Ini gue yang ga suka, malah dipaksa. Jahat lo!" Orgi ngambek sambil melipat kedua bibirnya ke bawah.
"Lo tuh! Ih! Beneran deh! Lo liat gak itu? Itu!" Indi yang kesal melihat tingkah Orgi mendadak sewot dan menunjuk-nunjuk sebuah papan tulisan di pinggir gedung.
"Jaaaaddddiiiii?"
"Nah! Itu maksud gue! Ketok magic! Bengkel bego!"
"Yaaahhh. Emang magic juga sih. Lo sih ga bilang dari tadi Indi!"
"Lo yang sewot dari tadi!"
"Mau gak mau biarin ajalah di Andi nyusul. Biar yang ketipu bukan cuma gue. Hahaha." Orgi tertawa lepas.
"Kalo gini caranya. Lo yang sukses jadi temen jahat. Bukan gue kan?"
Selasa, 05 Februari 2013
Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih)
Selanjutnya sahabat, Mereka pengisi hariku yang begitu berwarna. Tak jarang sandungan kata atau celaan menghiasi semua. Namun, sesungguhnya itu hanya sebagian dari rasa kasihku pada mereka. Terimakasih sahabat, telah berkenan tetap berada dalam poros hidupku yang tak seberapa ini. Dan maafkan aku, yang seringkali tak mampu menjadi sosok yang kalian butuhkan. :)
11 RENUNGAN KETIKA MENDAPAT MUSIBAH
1. Renungkanlah bahwa manusia dan hartanya semuanya milik Allah, semuanya hanya titipan di sisi kita.
2. Setiap orang akan kembali pada Allah dan akan meninggalkan dunia.
3. Allah akan memberi yang semisal dan yang lebih baik bagi yang telah hilang.
4. Ingatlah bahwa mengeluh dan menggerutu hanya menambah derita, bukan menghilangkan musibah.
5. Jika mau bersabar dan yakin semuanya kembali pada Allah, maka itu lebih besar pahalanya dibanding
dengan tidak sabar.
6. Berkeluh kesah hanya membuat musuh kita senang dan membuat Allah murka.
7. Sabar dan mengharap pahala itu lebih besar ganjarannya daripada mengharap yang telah hilang itu
kembali.
8. Jika kita ridho terhadap musibah, Allah pun senang dengan sikap kita. Sebaliknya jika kita benci, Allah
pun akan murka.
9. Ketahuilah bahwa Allah yang menurunkan musibah Maha Hakim dengan hikmah yang ia beri, Penuh
Rahmat dengan kasih sayang yang ia beri. Allah tidaklah menimpakan cobaan untuk membinasakan
hamba, bahkan untuk menguji seberapa kuat imannya.
10. Musibah itu datang untuk menhindarkan diri kita dari penyakit jelek yaitu ujub dan sombong.
11. Ingatlah bahwa mending merasakan pahit di dunia namun dapat merasakan lezatnya kehidupan akhirat.
Diringkas dari penjelasan Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma’ad, penjelasan tentang petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat mengobati musibah. Semoga Allah memberikan kita kesabaran ketika menghadapi setiap ujian dan cobaan. AMIN.