Sekalipun cinta telah kuuraikan
Dan kujelaskan panjang lebar
Namun jika cinta kudatangi
Aku jadi malu pada keteranganku sendiri
Meskipun lidah telah mampu
Menguraikan dengan terang
Namun tanpa lidah,
Cinta ternyata lebih terang
Sementara
Pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping
Begitu sampai kepada cinta
Dalam menguraikan cinta,
Akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta
Dan percintaan
(sumber : Novel Ketika Cinta Bertasbih 2 hal. 69 cetakan ke-1, November 2007)
Keren bukan?? itu adalah puisi yang dibaca oleh Anna Althafunnisa tokoh dalam novel tesebut. Sebuah petikan puisi indah dari Rumi dalam"Diwan Shamsi Tabriz", yang diterjemahkan oleh penyair Abdul Hadi W.M.
Yah, cinta memang suatu yang agung, Sesuatu yang luar biasa, dan gak akan habis-habisnya dibahas. Bahkan menurut Dr. Muinudinillah, Lc., MA., jauh lebih tua lagi. Allah sebagai Dzat yang terdahulu dan tak ada yang mendahului, memiliki nama Al-Waduud, Sang Maha Mencintai. Allah menciptakan bumi, alam raya serta segala yang ada di dalamnya dengan Cinta, betapa dahsyatnya cinta.
Cinta bahkan menjadi sati dari 3 pilar ibadah. yakni Al-Khauf (rasa takut, yakni takut pada azab Allah), Ar-Raja' (rasa berharap, yakni berharap akan nikmat dan pengampunan dosa) dan Hubb (cinta).
Jadi jelas dapat kita simpulkan, cinta bukanlah hal remeh atau sebuah perkara uang receh, namun sebuah hal yang mulia dan patut untuk slalu dijaga.
Menurut ensiklopedia bebas Wikipedia, Cinta adalah sebuah perasaan ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi (ketertarikan secara emosional) terhadap seseorang. Atau bisa juga diartikan sebagai suatu bentuk perbuatan kepada objek yang lain dalam bentuk pengorbanan diri, perhatian, membantu, empati, mengikuti dan lain sebagainya.
Menurut Syaikh Ibnul Qayyim al-Jauziyah, dalam bahasa Arab, ada lima makna kata untuk akar kata Cinta, yaitu :
1. Ash-shafa wa al-bayadh, putih bersih.
2. Al-'uluww wa azh-zhuhur, tinggi dan kelihatan.
3. Al-luzum wa ast-tsubut, terus-menerus dan konsisten.
4. Lubb, inti atau saripati sesuatu.
5. Al-hifzh wa al-imsak, menjaga dan menahan.
Sehingga jika dirangkai, cinta merupakan sesuatu yang putih bersih, tinggi dan terlihat (terekspresikan), keberadaannya terus-menerus dan konsisten, selalu tumbuh jika mendapatkan "nutrisi" dan bisa menjaga atau menahan pemilik cintanya agar tetap "utuh".
Cinta juga memiliki pembagiannya, yakni :
- Menurut Filsuf Yunani
Ada tiga macam pembagian cinta :
1. Eros, yakni cinta kepada lawan jenis yang dibarengi nafsu syahwat, sifatnya sangat biologis dan inderawi. Biasanya nggak kekal dan hanya gampang menjerat saja.
2. Philia, cinta ini setahap diatas Eros. Namun sesekali masih berbaur dengan nafsu, menkipun enggak sedominan Eros. Cinta ini biasanya muncul pada dua orang sahabat atau saudara.
3. Agape, yaitu kasih sayang. cinta yang didasarkan pada take and give. Menurut para filsuf yunani, cinta inilah yang murni, biasanya melalui sebuah proses dan penyesuaian kepribadian, saling memahami dan mengerti.
-Menurut Islam
Menurut Ibnu Taimiyyah dan ulama lainnya, cinta dibedakan menjadi dua, yaitu cinta syahwati dan cinta imani. Cinta syahwati adalah keinginan mendasar pada sebuah keinginan (syahwat), :
"dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini (syahwat), yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)" (QS. Ali Imran : 14)
Jadi sesungguhnya walau hal itu begitu manusiawi, tetap ada sesuatu yang jauh lebih baik dari sekedar mencintai karena suatu keinginan, yaitu cinta yang didasarkan pada iman dan inilah hakekat cinta imani. Orang yang beriman, tak akan pernah memisahkan kedua cinta ini dalam hidupnya. Tetapi bukan juga mencampur adukkan keduanya, melainkan menjadikan cinta mani sebagai dasar baginya saat mencintai sesuatu yang diingini. ia mencintai pasangannya karena Allah, karena pasangannya membuatnya jauh lebih dekat kepada Allah. Saya rasa kita seringkali mendengar kata "Uhibbuka lillah" atau "i love you because of Allah" atau aku mencintaimu karena Allah". Hal ini lazim dilantunkan seorang mukmin kepada sosok yang dicintainya, sehingga cinta ini akan tetap menjadi spirit kecintaan kepada Allah, dan bukan kepada sosok yang dibenci Allah.
Ada pula definisi pembagian cinta yang lebih rinci menurut Ibnul Qayyim al-jauziyah:
1. Cinta paling agung. At-tatayyum, cinta yang terkait dengan masalah ibadah. Terutama ditujukan kepada Allah SWT. Ingatkan janji kita?? "Laa ilaha illallaah", aku bersaksi tiada Illah selain Allah. Hal ini berarti disembah, dipuja, dicintai, ditaati, dikasihi, diagungkan dan sebagainya.
2. Al-'isyku, cinta yang membuat seseorang bersikap hormat, patuh, meneladani, membela namun tetap pada taraf mengabdi atau menyembah, sebab kita sesembah Allah. Cinta sejenis ini hanya boleh ditujukan kepada Rasulullah SAW.
3. As-syauqu, cinta yang melahirkan perasaan mawaddah dan rahmah. muncul antara suami dan istri (bukan pacar loh :D ), orang tua dengan anaknya, atau seorang mukmin kepada saudara-saudaranya.
4. Ash-shababah, yaitu cinta yang berupa ukhuwah islamiyah. yang mengikat kaum muslimin bersatu, bersama dan dalam barisan yang kokoh dan rapi.
5. Al-'athfu atau simpati. biasanya ditujukan antara sesama manusia, khususnya yang butuh dibela karena dizhalimi atau mendapat musibah, dakwah, penyelamatan, muamalah dan sebagainya.
6. Al-'alaqah, yaitu kecintaan terhadap harta benda dan alam semesta. Bentuk kecintaan macam ini adalah memanfaatkan benda-benda yang kita miliki tersebut dengan baik dan tidak berlebih-lebihan.
Allahu'alam :)
Semoga bermanfaat...
sumber : Buanglah pacar pada tempatnya, Gizone Books Presents
Tidak ada komentar:
Posting Komentar