Cinta dengan caraku

Kamis, 29 November 2012

Di pagi ini, di hari yang ditemani hujan sejak matahari masih enggan menampakkan dirinya. Aku masih terus memikirkan tentang hal yang kudapati kemarin. Sebuah pengakuan hati dan kejujuran diri. Bukan sebuah ikrar yang terkhianati. Atau bahkan hati yang tak bersahabat lagi.
"Aku seharusnya tau. Bahwa aku memang mencintaimu Intan. Bukan sekedar berharap menjadi pendengar setiamu. Menemani keterbatasan harimu. Atau penyemangat kala lelahmu. Aku ingin hal lebih dari itu. Ingin cinta bukan cinta yang terbatasi. Ingin hati yang tak terhakimi. Dan diri yang dengan tulus menemani. Tanpa meresahkan waktu akan mengakhiri. Aku ingin kau menjadi kekasihku. Menjalani hari yang terus memburu kisah kita. Menjadikannya satu. Dan mengukuhkannya dengan teguh suatu hari nanti. Ku harap kau mengerti Intan."

Bolehkah aku terus merekam kata itu dalam memori dan benakku? Hingga nanti, jika ku memang Dia miliki. Dia tak akan menyiakanku. Seperti ku yang slalu tersia-kan oleh masa lalu. Aku yang tergopoh-gopoh melalui waktu. Sendiri merajut semua (lagi) setelah aku merapikannya dengan indah (dulu). Aku hanya tak ingin merasakan sakit yang sama. Walau dengan orang yang berbeda. Suatu saat Kau akan pahami itu Bimo.
Aku mencintaimu dengan caraku sendiri. Aku mencintaimu dengan hati yang tak terbaca olehmu. Aku mencintaimu dengan segala hal yang aku miliki. Aku mencintaimu dengan waktu yang slalu kutempuh dengan mengingatmu. Aku mencintaimu dengan caraku. Meski Kau tak tau ini. Kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS