"Masih disini Ci? Kenapa belom pulang?"
"Masih nunggu kamu Eza."
"Kenapa?"
Seketika wajah wanita yang selalu terlihat ceria dan senyum tulus itu menjadi serius seakan menyimpan beban berat. Sosoknya selalu menjadi penyemangat dan motivator kebanggaan ku. Wanita yang sangat aku andalkan. Sekaligus kekasih terbaik sepanjang hidupku. Segurat tanya besar mendarat di pusat pikiran ku. Tentang sebuah tatapan risaunya.
"Ada apa sayang? Kenapa kamu?"
Uci malah memilih berdiri dan berjalan dengan menarik pelan lengan ku. Lalu berhenti pada sebuah bangku, tepat di taman belakang kantor kerja ku. Dan sesungguhnya tempat inilah yang menjadi tempat sakral kami. Dimana pertemuan pertama, menghabiskan waktu bersama, memutuskan bersama dan hingga saat ini tetap menjadi tempat teristimewa. Ia duduk dan menatap dalam mataku.
"Kamu mencintai ku Za?"
"Apa kamu meragukan aku?"
"Tolong katakan Za."
"Iya. Lebih. Sangat. Dan selalu."
"Maafkan aku Za."
"Atas dasar?"
"Hingga kamu mencintaiku."
"Bahkan tidak terlintas di benak dan pikiranku Ci. Ada apa sebenarnya?"
"Jika suatu hari nanti. Aku tak berada di sisi mu lagi seperti saat kemarin atau saat ini. Atau mungkin aku akan berbeda menjadi orang yang tak kamu kenali lagi. Maafkan aku Za."
"Apa maksudnya Ci? Jangan membuat ku sakit mendengar ini !"
"Aku mencintai mu Za. Dalam setiap detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun-tahun ku. Aku mencintai mu dalam tidur dan sadar ku. Aku mencintai mu dengan ketidaksempurnaan ku dan keistimewaan mu. Dan selalu Za."
Seketika Ia berlari dan menuju mobilnya. Menghilang begitu saja. Sedangkan aku masih setia terduduk kaku di bangku ini. Kembali memikirkan setiap kata yang terucap dari bibir orang yang begitu berharga dalam hidup ku.
Seolah misteri besar hadir dalam hidup ku. Berbagai pertanyaan melesat cepat dalam pikir ku. Menumpuk dan tak dapat ku jawab satu pun. Semua nya bahkan membuat ku tak dapat lagi berpikir jernih. Segera ku ambil handphone ku dalam saku. Untuk menghubungi Uci yang mungkin masih dalam perjalanan, setelah meninggalkanku mematung di taman ini.
Namun, belum sempat ku menghubungi. Sebuah pesan email yang belum terbaca dari Uci beberapa detik lalu langsung terpampang jelas.
***dear my love
Aku tahu bagaimana cara mu menatap ku tadi. Aku tahu sebesar apa cinta mu. Aku tahu kecemasan apa yang mendera mu saat ini. Aku tahu, aku telah menimbulkan berjuta pertanyaan dalam benak mu.
Maafkan aku sayang. Sesungguhnya itu berada di luar keinginan ku.
Semua perlahan datang dan terus menggerogoti hidup ku. Semua perlahan merasuki jiwa ku dan membuat ku rapuh. Semua menerpa hati ku dan membuat ku tersedu terbisu.
Sebuah rahasia yang ku pendam dan membuat ku sakit terus menutupi ini dari mu. Sebuah hal yang ku yakini dapat membuat mu terluka. Maafkan aku sayang.
Sesungguhnya hal ini telah menjadi sahabat ku sejak setahun silam. Dan tak dapat lagi ku pungkiri. Akan membuat ku menghilang dari hidup mu.
Aku menderita Kanker endometrium. Kata dokter Kanker endometrium merupakan
jaringan atau selaput lender
rahim yang tumbuh di luar
rahim. Padahal, seharusnya
jaringan endometrium melapisi
dinding rahim.
Sesungguhnya aku juga kurang mengerti penyakit apa ini. Bagaimana bentuknya. Dan mengapa ia menempel di tubuh ku. Yang aku tau, hal ini aku dapati tepat setahun lalu di aniversary 5 tahun kita. Maafkan aku yang mencoba menahan ini semua sayang. Dan sekarang, kamu membaca pesan ini karena aku masih belum sanggup mengatakan semua nya dihadapanmu. Maafkan aku Za.
Beberapa minggu lalu. Aku sudah sepakat untuk mendonorkan mata dan jantung ku kepada 2 orang anak kecil yang membutuhkan di daerah bekasi. Beruntungnha aku bertemu mereka. Di saat aku ke jakarta 3bulan lalu.
Setelah operasi terakhir ini, dan kembali melihat perkembangan tubuhku. Aku akan kembali bersama mu Za. Baik dalam hidup atau mati, dalam keadaan yang sama atau berbeda.
Yang aku harap. Tunggu aku Za. Maksimal, hingga aku memberi kabar kepada mu. Terus doa kan aku. Walau aku telah membuat mu begitu sakit dan menderita saat ini atas semua kebohongan ku. Jangan pernah menyesal Za. Penyesalan dalam bentuk apapun. Aku mohon. Dengan segenap hati ku. Ku mohon jangan tinggalkan aku hingga aku menyatakan MENYERAH. Temani aku dalam setiap doa dan nafas mu Za. Karena aku mencintaimu dan sesungguhnya ingin selalu bersama mu.
Piiss bro :)
Maafkan aku ya Eza sayang.
Semoga Tuhan mendengar setiap doa dan usaha kita.
Amin..
Dan sekarang, apa yang akan ku lakukan? Apa ku harus menangis? Berteriak? Menyesal?
Tidak.
Walau terdapat luka yang sangat dalam hati ku. Aku akan menunggumu Ci. Aku sangat mempercayaimu. Aku yakin kali ini waktu tak akan kembali membuat mu menutupi semua dari ku. Aku akan ada disampingmu saat kamu melewati hal apapun dalam hidupmu. Aku selalu ada dalam hatimu. Dan kamu slalu ada dalam doa-doa ku. Aku menunggumu bagaimanapun keadaanmu. Aku menunggumu kapanpun kau siap hadir lagi dalam hidupku. Ini janjiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar