Hidup itu pilihan (x)

Selasa, 13 November 2012

"Kamu pernah dengar istilah *hidup itu pilihan*?"
"Sering banget. Dan menurut ku itu emang tepat."
"Kalo menurut ku belum tepat. Hidup itu bukan pilihan. Tapi hidup adalah keharusan. Dan mati sebagai batasnya."
"Kenapa begitu? Bukankah dalam hidup semuanya pilihan. Bukankah kita hidup juga karena pilihan orang tua kita?"
"Bena. Tapi sesungguhnya yang pilihan itu bukan hidup. Tapi prosesnya. Hidup bukan sekedar memilih. Namun menjalani dan menikmati. Setiap pilihan yang ada dihadapan setiap manusia. Adalah sebuah hal yang akan menentukan keterusan hidup mereka. Namun bukanlah hidup mereka. Pilihan hanya sekedar perantara atau bisa disebut jembatan dalam melangsungkan hidup. Orang memilih kaya atau miskin. Bukan karena hanya memilih. Namun menjalani agar bisa menjadi kaya. Atau pasrah dan menyerah dalam keadaan miskin. Atau sebaliknya orang kaya tetap menjaga dengan baik dan terus berkembang positif dengan kekayaannya. Atau malah berfoya-foya demi kesenangan hidup semata sehingga keterpurukan akan menemaninya. Jadi menurutku, hidup bukan pilihan. Tapi proses menjalani pilihan itu."
Setelah panjang lebar kami membahas tentang kehidupan. Aku mendapati sebuah hal di pelupuk mata ku. Sedikit hujan menetes begitu saja. Saat membayangkan sosok ibu yang terlanjur memilih menggantungkan hidupnya di atas sebuah tali setahun silam. Karena merasa menyerah dengan perlakuan ayah yang sama saja dengan membunuhnya secara perlahan.
"Itu bukan pilihanmu bu, tapi karena proses yang ibu alami. Dan proses itu menjadikan mati sebagai pilihan terbaik. Dan sayangnya ibu juga menjalani pilihan itu sebagai proses mati ibu. Semoga ibu menyesal disana."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS