Ganjil yang mengganjal

Selasa, 13 November 2012

"Hei.. ngapain? Pulang yuk."
"Entar aku masih mau nunggu si Ehem." Sambil tersenyum sumringah ku berdiri tepat di belakang gerbang sambil menatap teliti setiap wajah yang melewati gerbang sekolah.
"Males ah, jangan nggak gila yah gara-gara tuh cowok. Nggak waras beneran kamu Juni."

Yuliani segera meninggalkan ku dengan penantian terindahku. Yuli emang yang paling cerewet menghadapi tingkah dan kebiasaan ku kalo lagi jatuh cinta. Udah kayak orang kesurupan plus ngeganja katanya (kepuyengan tuh).

Selang 5menit, sosok yang ku tunggu-tunggu hadir dengan segala kekhasan dan ke-cool-annya. Wow banget deh (kali ini pakek koprol itu wajib). Aku tatap dalam wajah dan matanya. Indah. Dan sempurna. Entah setan apa yang ngebuat ku jadi jatuh cinta sama nih cowok. Dan gila nya, aku udah nggak tahan nahan perasaan ini. Perasaan ini persis banget ma 'kentut'. Dikeluarin yah malu. Ditahan rasanya gak enak banget. Ngeganjal hati. Kalo gini terus bisa kena kanker hati (apa urusannya yah?)
Dan akhirnya aku putuskan untuk mengajaknya ngobrol. Sekaligus memanfaatkan waktu buat nembak dia. Hari gini nunggu cowok duluan. Udah gak zaman dong. Emansipasi wanita (salah kaprah).
Walaupun masih terdapat segenap keraguan dalam hati. Keganjalan lebih tepatnya. Entah perasaan apa ini. Seperti ada yang aneh dan menyuruhku untuk lebih bersabar dan mengenalnya lebih dalam lebih dalam dari biasanya (udah kayak Romi Rafael aja nih). Namun sayangnya, perasaan menggebu-gebu ini mampu menjadi magnet yang membuatku bertekuk lutut.
"Boleh bicara sebentar?"
Yah ini kata pertama yang aku lontarkan sambil menatap wajahnya dekat.
"Iya. Ada apa Jun?"
"Ngobrol berdua yah?"
"Oh, ok. Kita kesana yah?"
Ia menunjuk ke sebuah bangku tepat di belakang pos satpam sekolah. Tempat yang cukup tepat untuk sekedar ngobrol. Tapi sangat tidak tepat buat acara penembakan seorang gadis cantik ini (abaikan).
"Kamu udah punya pacar?"
Kalimat pertama yang ku lontarkan guna melanjutkan misi ku. Dan tentunya setelah percakapan lain yang sedikit menjadi alasanku mengobrol.
"Punya. Tapi enggak disini. Diam-diam aja yah? Ini rahasia?"
Sentak aku terdiam membisu melemah melelah melesu melunglai (pokoknya apa aja yang penting aku patah hati sambil nangis dalam hati).
"Kenapa rahasia? Cewekmu anak mana? Cantik yah?"
"Tapi beneran gak akan cerita ke teman-teman kan? Aku sebenernya udah 3bulan backstreet."
"Hah? Yang bener? Sama siapa?"
"Janji loh rahasia? Janji gak akan teriak-teriak? Janji yah? Aku percaya kamu Jun."
"Iya."
Nih kata sebenernya mending nggak aku ucap deh.

"Aku 3bulan ini pacaran sama Rido. Dia cool banget Jun. Bikin kesemsem. Baik banget, plus perhatiannya itu loh. Aku aja kaget pas dia nembak. Ya ampun udah kayak mimpi chyyinn."

DDUUAARRR...!!!!!!
APA??? (sinetron dikit boleh dong). ini jelas harus bikin aku stress. Dan sekarang aku beneran mau nangis tau gak? Bahkan beneran bakal gila kayak yang Yuli bilang.

"Rido ketua kelas kita? Yang pemalu dan pinter banget nulis? Yang suka malu-malu kalo digodain sama Cici? Yang sahabatan ma Febri dan Bimo? Beneran?"
"Iya. Hehee rahasia loh Jun. Satu hal lagi. Sebenarnya Febri sama Bimo juga kok. Mereka malah udah 5bulan. hehee jadi  malu aku sama kamu Jun."
"Febri sama Bimo juga? 5bulan? Wow!. Iya-iya kok Ganjil. Semoga langgeng yah?"
"Makasih ya Juni. aku nggak nyangka kamu bisa jadi teman curhat mendadak gini."
Teman curhat pale lu. Aku stress tau? Pantesan ada yang ngeganjal di hati ini. Ternyata si Ganjil yang ngeganjal. Untung belom sempet nembak. Pulang ini harus cepat-cepat keramas pakek tanah tujuh kali plus mandi kembang tujuh rupa. Dan sejak hari ini. Aku putuskan untuk menghilangkan konsep emansipasi dalam tindakan pengakuan perasaan pada cowok. Titik.

4 komentar:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS