Hujan yang berbeda

Senin, 10 Desember 2012

"Hujannya cantik yah?"
"Hujan kok cantik? Aneh!"
"Sangat cantik. Karena membahasi orang cantik seperti aku."
"Haha. Berarti hujannya juga ganteng dong. Kan membasahi aku yang ganteng!"
Ledekan kecil saat berada di kendaraan roda dua tua yang biasa disebut "vespa" milik Zian. Menikmati kebersamaan indah dengan gurauan singkat dan tetap dengan tangan Jihan yang melingkar erat memeluk tubuh hangat kekasih tercinta.
"Kita pulang?"
"Jangan. Jalan dulu yok! Ke Jembatan Ampera aja."
"Ngapain? Kan hujannya lebat sayang. Pasti juga macet."
"Ayolah. Pokoknya ke sana! Cepet."
"Siap tuan putri!"
Kendaraan melaju dengan kecepatan cepat. Mengelilingi kota Palembang dari Hulu hingga Hilir. Saat tepat di atas Jembatan Ampera. Menatap rinci ke sekeliling kota dari atasnya.
"Ingat hujan 2tahun lalu?"
"Hujan yang mana sayang? Sudah begitu banyak hujan yang kita lewati bersama."
"Hujan yang membuatku merasa begitu terluka. Hujan yang membuatku menatap kematian. Hujan yang hampir membuat kita berpisah selamanya."
Seketika jemari Zian melingkar lembut memeluk pundak Jihan yang mungil. Mengecup keningnya dengan penuh perasaan. Menikmati kasih yang sudah bebas dari jerat keterbatasan.
"Aku bersyukur kamu masih dipelukkanku sekarang sayang. Aku bersyukur karena kejadian itu membuka mata kedua orang tuamu dan mengizinkan kita bersama. Setelah aku begitu menyerah dengan hubungan kita. Maafkan aku. Yang sempat melepas hasrat bersamaku dan seolah tak menginginkan kamu menjadi masa depanku. Maafkan aku yang sempat menjadikanmu sebagai pelampiasan kekesalanku terhadap tingkah kebencian keluargamu padaku. Aku mencintaimu Jihan Hanafiyah. Aku selalu mencintaimu istriku. Dan anak kita."
Sambil mengelus perut yang semakin membesar. Kehadiran tangis dari bibir mungil hasil buah cinta dan perjuangan.
"Aku juga mencintamu suamiku. Semoga perpisahan tak akan menjadi hakim atas hubungan kita. Ketika kamu mulai lelah dalam hubungan ini. Ingatlah kisah 2tahun lalu. Ingatlah wajah senduku yang hampir meninggalkanmu saat itu. Ingatlah perjuangan apa yang telah kita lewati. Sehingga kasih selalu mengelilingi kita. Dengan kehangatan keutuhan keluarga. Aku bersyukur dapat memelukmu erat. Semoga hingga akhir waktu."

Hujan ini sangat berbeda dengan hujan itu. Namun aku jauh lebih menyukai hujan ini. Karena hujan ini aku berada dalam hangat pelukmu Zian.

Sekilas Info PalembangTV kamis, 11 desember 2010

Seorang wanita dengan inisial JH (22tahun) meloncat dari atas  Jembatan Ampera. Menurut saksi JH melompat pada pukul 13.30wib. Saksi yang berada di tempat yang sama merasa kaget saat melihat JH langsung melompat dan tak sempat menghalangi wanita muda tersebut. Dan kini pihak berwajib dan masyarakat sedang mencari korban yang telah 30menit belum ditemukan. (Ar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS