Tertatihnya Jihan

Selasa, 11 Desember 2012

"Jujur aku tak sanggup..
Aku tak bisa..
Aku tak mampu
Dan aku tertatih
Semua yang pernah kita lewati
Tak mungkin dapat ku dustai
Meskipun harus tertatih"
Potongan lirik Tertatih dari Kerispatih ini cukup mewakili perasaan Jihan kini. Perpisahan memang selalu berhasil membuat manusia terpuruk dalam kesedihan. Mengapa memutuskan bersama jika memang tak bisa menjaga semua?
Apa yang akan terjadi esok? Tak ada yang bisa menjamin. Kebahagiaan dan kesedihan hanya tamu yang pergi dan datang sesuka hati. Kini harapan seakan membongkah dan membeku tak bergerak sama sekali. Bukan karena telah hadir benci. Namun lebih kepada rasa lelah berhasil menguasai.
Saat orangtua memutuskan menyerah pada hubungan syah mereka. Jelas. Anak adalah korban sejatinya. Sosok yang menjadi buah kasih kebanggaan. Tak akan di toleh lagi. Karena keegoisan sendiri yang merajainya. Lantas. Apa anak masih bisa memilih? Atau tetap saja mereka yang punya hak lebih? Bisakah mereka memberi celah pada anak untuk memahami semua yang mereka hadapi, padahal semua hal itu tak mereka ingini?
Jihan berpikir keras tentang keretakan yang terjadi pada kedua orang tuanya. Di usia 21 tahun. Ia sudah cukup memahami arti kebersamaan cinta dan perpisahan keluarga. Ia mampu memaklumi semuanya. Dengan rasa rasional dan hak setiap manusia. Namun tidak pada kenyataannya. Ia tidak sendiri. Ia mempunyai 3nyawa lagi dalam hidupnya. Yang masih harus meneruskan hidup dengan meneruskan mengejar impian mereka. Genggaman dan pelukan hangat 3nyawa ini sangat mampu menaikkan pundah Jihan ketika ia merasa sudah letih menopang dunia. Dunia yang begitu tak ramah melihat hidupnya.
Kini Jihan hanya berpikir singkat tentang hidup selanjutnya. Cukup memberi hak lebih kepada kedua orang tuanya untuk mencari kebahagiaan sendiri. Dan setelah itu, memutuskan hidupnya dengan jalannya sendiri. Dan mencari kebahagiaan bersama 3nyawanya. Karena perpisahan kedua orang tua bukan perpisahan antar saudara. Aini, Anty dan Ahmad tetap saudara kandungnya walau Ayah dan Ibu tak lagi bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS