|| Misteri Tentara ALLAH Berwujud Malaikat GAZA ||

Minggu, 02 Desember 2012


Kejadian - Kejadian Aneh Dan
Misterius Seputar Perang Gaza.
Gaza, itulah nama hamparan tanah
yang luasnya tidak lebih dari 360
km persegi. Berada di Palestina
Selatan, “potongan” itu “terjepit”
di antara tanah yang dikuasai
penjajah Zionis Israel, Mesir, dan
laut Mediterania, serta dikepung
dengan tembok di sepanjang
daratannya.
Sudah lama Israel “bernafsu”
menguasai wilayah ini. Namun,
jangankan menguasai, untuk bisa
masuk ke dalamnya saja Israel
tidak mampu.
Kejadian - Kejadian Aneh Dan
Misterius Seputar Perang Gaza.
Sudah banyak cara yang mereka
lakukan untuk menundukkan kota
kecil ini. Blokade rapat yang
membuat rakyat Gaza kesulitan
memperoleh bahan makanan, obat-
obatan, dan energi, telah
dilakukan sejak 2006 hingga kini.
Namun, penduduk Gaza tetap
bertahan, bahkan perlawanan Gaza
atas penjajahan Zionis semakin
menguat.
Akhirnya Israel melakukan
serangan “habis-habisan” ke
wilayah ini sejak 27 Desember
2008 hingga 18 Januari 2009.
Mereka”mengguyurkan” ratusan
ton bom dan mengerahkan semua
kekuatan hingga pasukan
cadangannya.
Namun, sekali lagi, negara yang
tergolong memiliki militer terkuat
di dunia ini harus mundur dari
Gaza.
Di atas kertas, kemampuan senjata
AK 47, roket anti tank RPG,
ranjau, serta beberapa jenis roket
buatan lokal yang biasa dipakai
para mujahidin Palestina, tidak
akan mampu menghadapi pasukan
Israel yang didukung tank Merkava
yang dikenal terhebat di dunia.
Apalagi menghadapi pesawat
tempur canggih F-16, heli tempur
Apache, serta ribuan ton “bom
canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan
lain” yang membuat para
mujahidin mampu membuat “kaum
penjajah” itu hengkang dari Gaza
dengan muka tertunduk, walau
hanya dengan berbekal senjata-
senjata “kuno”.
Itulah pertolongan Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang
diberikan kepada para pejuangnya
yang taat dan ikhlas. Kisah tentang
munculnya “pasukan lain” yang
ikut bertempur bersama para
mujahidin, semerbak harum jasad
para syuhada, serta beberapa
peristiwa “aneh” lainnya selama
pertempuran, telah beredar di
kalangan masyarakat Gaza, ditulis
para jurnahs, bahkan disiarkan
para khatib Palestina di khutbah-
khutbah Jumat mereka.
Wartawan kami, Thoriq,
merangkum kisah-kisah “ajaib”
tersebut dari berbagai sumber
untuk para pembaca yang budiman.
Selamat mengikuti. ***
:: Pasukan 'Berseragam Putih' di
Gaza
Ada “pasukan lain” membantu
para mujahidin Palestina. Pasukan
Israel sendiri mengakui adanya
pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari
2009, sebuah rumah milik
keluarga Dardunah yang berada di
antara Jabal Al Kasyif dan Jabal
Ar Rais, tepatnya di jalan Al
Qaram, didatangi oleh sekelompok
pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga
diperintahkan duduk di sebuah
ruangan. Salah satu anak laki-laki
diinterogasi mengenai ciri-ciri
para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana
ditulis situs Filisthin Al Aan
(25/1/2009), mengutip cerita
seorang mujahidin al-Qassam, laki-
laki itu menjawab dengan jujur
bahwa para pejuang al-Qassam
mengenakan baju hitam-hitam.
Akan tetapi tentara itu malah
marah dan memukulnya hingga
laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut,
setiap ditanya, laki-laki itu
menjawab bahwa para pejuang al-
Qassam memakai seragam hitam.
Akhirnya, tentara itu naik pitam
dan mengatakan dengan keras,
“Wahai pembohong! Mereka itu
berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan
penduduk Palestina di situs milik
Brigade Izzuddin al-Qassam,
Multaqa al-Qasami, juga
menyebutkan adanya “pasukan
lain” yang tidak dikenal. Awalnya,
sebuah ambulan dihentikan oleh
sekelompok pasukan Israel.
Sopirnya ditanya apakah dia
berasal dari kelompok Hamas atau
Fatah? Sopir malang itu
menjawab, “Saya bukan kelompok
mana-mana. Saya cuma sopir
ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu
masih bertanya, “Pasukan yang
berpakaian putih-putih
dibelakangmu tadi, masuk
kelompok mana?” Si sopir pun
kebingungan, karena ia tidak
melihat seorangpun yang berada di
belakangnya. “Saya tidak tahu,”
jawaban satu-satunya yang ia
miliki.
:: Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin
yang kali ini disebutkan oleh
khatib masjid Izzuddin Al Qassam
di wilayah Nashirat Gaza yang
telah ditayangkan oleh TV channel
Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr
Aburrahman Al Jamal di situs Al
Qassam dengan judul Ayaat Ar
Rahman fi Jihad Al Furqan
(Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al
Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang
pejuang telah menanam sebuah
ranjau yang telah disiapkan untuk
menyambut pasukan Zionis yang
melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah
ranjau. Saya kemudian melihat
sebuah helikopter menurunkan
sejumlah besar pasukan disertai
tank-tank yang beriringan menuju
jalan tempat saya menanam
ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang
memutuskan untuk kembali ke
markas karena mengira ranjau itu
tidak akan bekerja optimal.
Maklum, jumlah musuh amat
banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak
meninggalkan lokasi, pejuang itu
mendengar suara “Utsbut,
tsabatkallah” yang maknanya
kurang lebih, “tetaplah di tempat
maka Allah menguatkanmu.”
Ucapan itu ia dengar berulang-
ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk
mengetahui siapa yang mengatakan
hal itu kapada saya. Akan tetapi
saya malah terkejut, karena tidak
ada seorang pun yang bersama
saya,” ucap mujahidin itu,
sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid
memutuskan untuk tetap berada di
lokasi. Ketika sebuah tank
melewati ranjau yang tertanam,
sesualu yang “ajaib” terjadi.
Ranjau itu justru meledak amat
dahsyat. Tank yang berada di
dekatnya langsung hancur. Banyak
serdadu Israel meninggal seketika.
Sebagian dari mereka harus
diangkut oleh helikopter.
“Sedangkan saya sendiri dalam
keadaan selamat,” kata mujahid
itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh
seorang penulis Mesir, Hisyam
Hilali, dalam situs
alraesryoon.com, ikut mendukung
kisah-kisah sebelumnya. Abu
Mujahid, salah seorang pejuang
yang melakukan ribath (berjaga)
mengatakan, “Ketika saya
mengamati gerakan tank-tank di
perbatasan kota, dan tidak ada
seorang pun di sekitar, akan tetapi
saya mendengar suara orang yang
bertasbih dan beritighfar. Saya
berkali-kali mencoba untuk
memastikan asal suara itu,
akhirnya saya memastikan bahwa
suara itu tidak keluar kecuali dari
bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak
dikenal” juga datang dari seorang
penduduk rumah susun wilayah
Tal Islam yang handak mengungsi
bersama keluarganya untuk
menyelamatkan diri dari serangan
Israel.
Di tangga rumah ia melihat
beberapa pejuang menangis.
“Kenapa kalian menangis?”
tanyanya.
“Kami menangis bukan karena
khawatir keadaan diri kami atau
takut dari musuh. Kami menangis
karena bukan kami yang
bertempur. Di sana ada kelompok
lain yang bertempur memporak-
porandakan musuh, dan kami tidak
tahu dari mana mereka datang,”
jawabnya
:: Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam
putih” tak hanya diungkap oleh
mujahidin Palestina atau warga
Gaza. Beberapa personel pasukan
Israel sendiri menyatakan hal
serupa.
Situs al-Qassam memberitakan
bahwa TV Chan*nel 10 milik
Israel telah menyiarkan seorang
anggota pasukan yang ikut serta
dalam pertempuran Gaza dan
kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza,
seorang tentara berpakaian putih
mendatangi saya dan menaburkan
pasir di mata saya, hingga saat itu
juga saya buta,” kata anggota
pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel
yang mengatakan mereka pernah
berhadapan dengan “hantu”.
Mereka tidak diketahui dari mana
asalnya, kapan munculnya, dan ke
mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang
Lentara Israel lainnya mengatakan,
“Kami berhadapan dengan pasukan
berbaju putih-putih dengan jenggot
panjang. Kami tembak dengan
senjata, akan tetapi mereka tidak
mati.”
Cerita ini menggelitik banyak
pemirsa. Mereka bertanya kepada
Channel 10, siapa sebenarnya
pasukan berseragam putih itu? ***
Sudah Meledak, Ranjau Masih
Utuh
Di saat para mujahidin terjepit,
hewan-hewan dan alam tiba-tiba
ikut membantu, bahkan menjelma
menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian “aneh” terjadi di
Gaza Selatan, tepatnya di daerah
AI Maghraqah. Saat itu para
mujahidin sedang memasang
ranjau. Di saat mengulur kabel,
tiba-tiba sebuah pesawat mata-
mata Israel memergoki mereka.
Bom pun langsung jatuh ke lokasi
itu.
Untunglah para mujahidin selamat.
Namun, kabel pengubung ranjau
dan pemicu yang tadi hendak
disambung menjadi terputus.
Tidak ada kesempatan lagi untuk
menyambungnya, karena pesawat
masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank
Israel mendekati lokasi di mana
ranjau-ranjau tersebut ditanam.
Tak sekadar lewat, tank-tank itu
malah berhenti tepat di atas
peledak yang sudah tak berfungsi
itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak
bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau
jelas tak mungkin disambung,
sementara tank-tank Israel telah
berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan
ada yang menangis ketika melihat
pemandangan itu. Sebagian yang
lain berdoa, “allahumma kama lam
tumakkinna minhum, allahumma
la tumakkin lahum,” yang
maknanya, “Ya Allah, sebagaimana
engkau tidak memberikan
kesempatan kami menghadapi
mereka, jadikanlah mereka juga
lidak memiliki kesempatan
serupa.”
Tiba-tiba, ketika fajar tiba,
terjadilah keajaiban. Terdengar
ledakan dahsyat persis di lokasi
penanaman ranjau yang tadinya tak
berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi
dengan membawa kerugian akibat
ledakan lersebut, para mujahidin
segera melihal lokasi ledakan.
Sungguh aneh, ternyata seluruh
ranjau yang telah mereka tanam
itu masih utuh. Dari mana
datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah.
Saat pasukan Israel menembakkan
artileri ke salah satu rumah,
hingga rumah itu terbakar dan api
menjalar ke rumah sebelahnya,
para mujahidin dihinggapi rasa
khawatir jika api itu semakin tak
terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu
berdoa,”Wahai Dzat yang merubah
api menjadi dingin dan tidak
membahayakan untuk Ibrahim,
padamkanlah api itu dengan
kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit,
api pun padam. Para niujahidin
menangis terharu karena mereka
merasa Allah Subhanuhu wa
Ta’ala (SWT) telah memberi
pertolongan dengan terkabulnya
doa mereka dengan segera.
:: Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina
menuturkan kisah “aneh” lainnya
kepada situs Filithin AlAan
(25/1/ 2009). Saat bertugas di
wilayah Jabal Ar Rais, sang
mujahid melihat seekor merpati
terbang dengan suara melengking,
yang melintas sebelum rudal-rudal
Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat
merpati itu langsung menangkap
adanya isyarat yang ingin
disampaikan sang merpati.
Begitu merpali itu melintas, para
mujahidin langsung berlindung di
tempat persembunyian mereka.
Ternyata dugaan mereka benar.
Selang beberapa saat kemudian
bom-bom Israel datang menghujan.
Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi cerita “keajaiban”
mengenai seekor anjing,
sebagaimana diberitakan situs
Filithin Al Aan. Suatu hari,
tatkala sekumpulan mujahidin Al
Qassam melakukan ribath di front
pada tengah malam, tiba-tiba
muncul seekor anjing militer
Israel jenis doberman. Anjing itu
kelihatannya memang dilatih
khusus untuk membantu pasukan
Israel menemukan tempat
penyimpanan senjata dan
persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan
menampakkan sikap tidak
bersahabat. Salah seorang
mujahidin kemudian mendekati
anjing itu dan berkata kepadanya,
“Kami adalah para mujahidin di
jalan Allah dan kami
diperintahkan untuk tetap berada
di tempat ini. Karena itu,
menjauhlah dari kami, dan jangan
menimbulkan masalah untuk
kami.”
Setelah itu, si anjing duduk
dengan dua tangannya dijulurkan
ke depan dan diam. Akhirnya,
seorang mujahidin yang lain
mendekatinya dan memberinya
beberapa korma. Dengan tenang
anjing itu memakan korma itu,
lalu beranjak pergi.
:: Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang
disampaikan oleh komandan
lapangan Al Qassam di kamp
pengungsian Nashirat, langsung
setelah usai shalat dhuhur di
masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin
yang melakukan ribath di Tal Ajul
terkepung oleh tank-tank Israel
dan pasukan khusus mereka. Dari
atas, pesawat mata-mata terus
mengawasi.
Di saat posisi para mujahidin
terjepit, kabut tebal tiba-tiba
turun di malam itu. Kabut itu
lelah menutupi pandangan mata
tentara Israel dan membantu
pasukan mujahidin keluar dari
kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu
Ubaidah. salah satu pemimpin
lapangan Al Qassam, sebagaimana
ditulis situs almesryoon.com. la
bercerita bagaimana kabut tebal
tiba-tiba turun dan membatu para
mujahidin untuk melakukan
serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin
tengah menunggu waktu yang tepat
untuk mendekati tank-tank tentara
Israel guna meledakkannya. “Tak
lupa kami berdoa kepada Allah
agar dimudahkan untuk melakukan
serangan ini,” kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di
tempat tersebut. Pasukan
mujahidin segera bergerak
menyelinap di antara tank-tank,
menanam ranjau-ranjau di
dekatnya, dan segera meninggalkan
lokasi tanpa diketahui pesawat
mata-mata yang memenuhi langit
Gaza, atau oleh pasukan infantri
Israel yang berada di sekitar
kendaraan militer itu. Lima
tentara Israel tewas di tempat dan
puluhan lainnya luka-luka setelah
ranjau-ranjau itu meledak.
:: Selamat dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah
seorang pejuang yang menderita
luka memasuki rumah sakit As
Syifa’. Seorang dokter yang
memeriksanya kaget ketika
mengelahui ada sepotong proyektil
peluru bersarang di saku pejuang
tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget
adalah timah panas itu gagal
menembus jantung sang pejuang
karena terhalang oleh sebuah buku
doa dan mushaf al-Qur’an yang
selalu berada di saku sang
pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang,
namun hanya sampul muka mushaf
itu saja yang rusak, sedangkan
proyektil sendiri bentuknya sudah
“berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh
Dr Hisam Az Zaghah, dan
diceritakannya saat Festival Ikatan
Dokter Yordan sebagaimana ditulis
situs partai Al Ikhwan Al
Muslimun (23/1/2009).
Dr Hisam juga memperlihatkan
bukti berupa sebuah proyektil
peluru, mushaf Al Qur’an, serta
buku kumpulan doa-doa berjudul
Hishnul Muslim yang menahan
peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di
Hay As Syeikh Ridzwan, juga
punya kisah menarik. Sebelumnya,
Israel telah menembakkan 3
rudalnya ke masjid itu hingga
tidak tersisa kecuali hanya puing-
puing bangunan. “Akan tetapi
mushaf-mushaf Al Quran tetap
berada di tampatnya dan tidak
tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya
tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf
yang terbuka tepat di ayat-ayat
yang mengabarkan tentang
kemenangan dan kesabaran, seperti
firman Allah, ‘Dan Kami pasti
akan menguji kamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
sampaikanlah kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar,
yaitu orang-orang yang apabila
ditimpa musibah mereka berkata,
sesungguhnya kami milik Allah
dan kepada-Nyalah kami
kembali,”(Al-Baqarah [2]:
155-156),” jelas Abu Ahid
sebagaimana dikutip Islam Online
(15/1/2009).
:: Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota
kesatuan sniper (penembak jitu)
al-Qassam yang menjadi sasaran
rudal pesawat F-16 Israel ketika
sedang berada di pos keamanan di
Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-
Qassam dan pengawal khusus para
tokoh Hamas ini “hilang” setelah
terkena rudal. Selama dua hari
jasad tersebut dicari, ternyata
sudah hancur tak tersisa kecuali
serpihan kepala dan dagunya.
Serpihan-serpihan tubuh itu
kemudian dikumpulkan dan
dibawa pulang ke rumah oleh
keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan,
sebagaimana dirilis situs syiria-
aleppo. com (24/1/2009), serpihan
jasad tersebut sempat
disemayamkan di sebuah ruangan
di rumah keluarganya. Beberapa
lama kemudian, mendadak muncul
bau harum misk dari ruangan
penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani’
terkejut lalu memberitahukan
kepada orang-orang yang mengenal
sang pejuang yang memiliki
kuniyah (julukan) Abu Hamzah
ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai
mendatangi rumah tersebut untuk
mencium bau harum yang berasal
dari serpihan-serpihan tubuh yang
diletakkan dalam sebuah kantong
plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga,
20 hari setelah wafatnya pria yang
tak suka menampakkan amalan-
amalannya ini, bau harum itu
kembali semerbak memenuhi
rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada
jenazah Musa Hasan Abu Nar,
mujahid Al Qassam yang juga
syahid karena serangan udara
Israel di Nashiriyah. Dr
Abdurrahman Al Jamal, penulis
yang bermukim di Gaza, ikut
mencium bau harum dari sepotong
kain yang terkena darah Musa
Hasan Abu Nar. Walau kain itu
telah dicuci berkali-kali, bau itu
tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi
Ahmad Husain, menyaksikan
sendiri harumnya jenazah para
syuhada. Sebagaunana dilansir
situs Al Quds Al Arabi (19/1/
2009), saat masih berada di Gaza,
ia menyampaikan, “Saya telah
mengunjungi sebagian besar kota
dan desa-desa. Saya ingin melihat
bangunan-bangunan yang hancur
karena serangan Israel. Percayalah,
bahwa saya mencium bau
harumnya para syuhada.”
:: Dua Pekan Wafat, Darah Tetap
Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke
Gaza dalam rangka bergabung
dengan sayap milisi pejuang
Hamas, Brigade Izzuddin al-
Qassam. Ia meninggalkan Mesir
setelah gerbang Rafah, yang
menghubungkan Mesir-Gaza,
terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar
menghafal al-Qur’an ini sempat
mengikuti wisuda huffadz (para
penghafal) al-Qur’an di Gaza dan
bergabung dengan para mujahidin
untuk memperoleh pelatihan
militer. Sebelum masuk Gaza, di
pertemuan akhir dengan salah satu
sahabatnya di Rafah, ia meminta
didoakan agar memperoleh
kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang
tak dapat diraih, di bumi jihad
Gaza, ia telah memperoleh apa
yang ia cita-citakan. Yasir syahid
dalam sebuah pertempuran dengan
pasukan Israel di kamp
pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya
baru bisa dievakuasi setelah dua
pekan wafatnya di medan
pertempuran tersebut.
Walau sudah dua pekan meninggal,
para pejuang yang ikut serta
melakukan evakuasi menyaksikan
bahwa darah segar pemuda
berumur 21 tahun itu masih
mengalir dan fisiknya tidak rusak.
Kondisinya mirip seperti orang
yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang
pernah menawarkan kepadanya
untuk menikah dengan salah satu
gadis Palestina, namun ia
menolak. “Saya meninggalkan
keluarga dan tanah air dikarenakan
hal yang lebih besar dari itu,”
jawabnya.
Kabar tentang kondisi jenazah
pemuda yang memiliki kuniyah
Abu Hamzah beredar di kalangan
penduduk Gaza. Para khatib juga
menjadikannya sebagai bahan
khutbah Jumat mereka atas tanda-
tanda keajaiban perang Gaza.
Cerita ini juga dimuat oleh Arab
Times (7/2/ 2009)
:: Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu.
Sepertinya, ungkapan ini cocok
disematkan kepada penduduk
Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas
hilangnya nyawa 1.412 putra
putrinya, terobati dengan lahirnya
3.700 bayi selama 22 hari
gempuran Israel terhadap kota
kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas
Hubungan Sosial dalam
Kementerian Kesehatan
pemerintahan Gaza menyatakan
bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi
lahir di Gaza. “Mereka lahir
antara tanggal 27 Desember 2008
hingga 17 Januari 2009, ketika
Israel melakukan serangan yang
menyebabkan meninggalnya 1.412
rakyat Gaza, yang mayoritas
wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai
angka kelahiran tertinggi
dibanding bulan-bulan sebelumnya.
“Setiap tahun 50 ribu kasus
kelahiran tercatat di Gaza. Dan,
dalam satu bulan tercatat 3.000
hingga 4.000 kelahiran. Akan
tetapi di masa serangan Israel 22
hari, kami mencatat 3.700
kelahiran dan pada sisa bulan
Januari tercatat 1.300 kelahiran.
Berarti dalam bulan Januari
terjadi peningkatan kelahiran
hingga 1.000 kasus,” katanya
kepada islamonline.net (2/2/
2009).
Rasio antara kematian dan
kelahiran di Gaza memang tidak
sama. Angka kelahiran, jelasnya
lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun,
sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para
wanita dan anak-anak untuk
menghapus masa depan Gaza.
Sebanyak 440 anak-anak dan 110
wanita telah dibunuh dan 2.000
anak serta 1.000 wanita
mengalami luka-luka,” ungkapnya.
Subhanallah , Allahu Akbar ..
Wallahu a'lam bishawab.
#Semoga Bermanfaat ..

Sumber Page FB : BERANDA
KITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS